Terjemahan sholawat burdah
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
QOSIDAH BURDAH BAGIAN KE-II الفصل الثاني : في التحذير من هوى النفس Bagian kedua: peringatan tentang bahaya hawa nafsu فَإِنّ أَم...
-
QOSIDAH BURDAH BAGIAN PERTAMA قصيدة البردة للناظم الشيخ محمد البوصيري الفصل الأول : في الغزل وشكوى الغرام Bagian pertama: Bercumb...
-
QOSIDAH BURDAH BAGIAN KE-II الفصل الثاني : في التحذير من هوى النفس Bagian kedua: peringatan tentang bahaya hawa nafsu فَإِنّ أَم...
Pages
Blogger templates
Penulis
- Dedy Widianto
- Marilah kita mencari ilmu yang bermanfaat. Sayyidina 'Ali bin Abi Tholib : "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu bisa memelihara pemiliknya, sedangkan harta, pemiliknya yang harus menjaga hartanya.
BTemplates.com
Blogroll
About
Selasa, 15 Maret 2016
QOSIDAH BURDAH BAGIAN KE-II
الفصل الثاني : في التحذير من هوى النفس
Bagian kedua: peringatan
tentang bahaya hawa nafsu
فَإِنّ
أَمّارَتِ بِالسّـوءِ مَا اتّعَظَتْ ۞
مِنْ جَهْلِهَا بِنَذِيرِ الشّيْبِ وَالَهَرَمِ
Sungguh nafsu amarahku
pada nasehat tak terima, karena berangkat dari ketidaktahuannya.
Adanya peringatan berupa
uban di kepala dan ketidakberdayaan tubuh akibat umur senja.
وَلَا أَعَدَّتْ مِنَ الفِعْلِ
الَجَمِيْلِ قِرَى ۞ ضَيْفٍ أَلَمَّ بِرَأْسِي غَيْرَ
مُحْتَشِمِ
Nafsu amarahku tak mampu
bersiap-siap diri, dengan mengerjakan amal baik yang bernilai.
Untuk menyambut kedatangan
tamu yang pasti, tamu yang singgah di kepala nan tiada malu lagi.
لَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ أَنِّـي
مَــا أُوَقّـــــــــِرُهُ ۞
كَتَمْتُ سِرًّا بَدَا لِيْ مَنْهُ بِالكَتَمِ
Jikalau aku tahu bahwa
diriku tak mampu menghormat tamu
Maka lebih baik
kusembunyikan diriku dengan cara menyemir uban dikepalaku
مَنْ لِي
بِرَدِّ جِمَاحٍ مِنْ
غَوَايَتِهَا
۞
كَمَا يُرَدُّ جِمَاحُ الَخَيْلِ بِاللُّجُمِ
Siapakah gerangan? Sanggup
mengendalikan nafsuku dari kesesatan
Sebagaimana kuda liar yang
terkendalikan dengan tali kekangan
فَلاَ تَرُمْ بِالْمَعَاصِيْ
كَسْرَ شَهْوَتِهَا ۞ إِنّ
الطَّعَامَ يُقَوِّيْ شَهْوَةَ النَّهِمِ
Jangan kau berharap, dapat
mematahkan nafsu dengan maksiat.
Karena makanan justru bisa
perkuat bagi si rakus makanan lezat.
وَالنّفْسُ كَالطّفِلِ إِنْ
تُهْمِلْهُ شَبَّ عَلَى ۞
حُبِّ الرَّضَاعِ وَإِنْ تَفْطِمْهُ يَنْفَطِمِ
Nafsu bagaikan bayi, bila
kau biarkan akan tetap suka menyusu.
Namun bila kau sapih, maka
bayi akan berhenti sendiri
فَاصْرِفْ هَوَاهَا وَحَاذِرْ
أَنْ تُوَلِّيَهُ ۞ إِنّ
الْهَوَى مَا تَوَلَّى يُصِمْ أَوْ يَصِمِ
Maka palingkanlah nafsumu,
takutlah jangan sampai ia menguasai-nya
Sesungguhnya nafsu,
jikalau berkuasa maka akan membunuhmu dan membuatmu tercela
وَرَاعِهَا وَهْيَ فِيْ
الأَعْمَالِ سَآئِمَةٌ ۞
وَإِنْ هِيَ اسْتَحْلَتِ الْمَرْعَى فَلاَتُسِمِ
Dan gembalakanlah nafsu,
karena dalam amal nafsu bagaikan hewan ternak.
Jika nafsu merasa nyaman
dalam kebaikan, maka tetap jaga dan jangan kau lengah
كَمْ حَسّنَتْ لَذّةً
لِلْمَـــــــرْءِ قَاتِلَةً ۞ مِنْ
حَيْثُ لَمْ يَدْرِ أَنّ السَّمَّ فِي الدَّسَمِ
Betapa banyak kelezatan,
justru bagi seseorang membawa kematian
Karena tanpa diketahui,
adanya racun tersimpan dalam makanan
وَاخْشَ الدَّسَائِسَ مِنْ
جُوعٍ وَّمِنْ شَبَعِ ۞
فَرُبّ مَخْمَصَةٍ شَرُّ مِنَ التُّخَمِ
Takutlah terhadap
tipu dayanya lapar dan kenyang
Sebab sering terjadi rasa
lapar lebih daripada kenyang
وَاسْتَفْرِغِ الدَّمْعَ مِنْ
عَيْنٍ قَدِ امْتَلَأَتْ ۞ مِنَ
الْمَحَارِمِ وَالْزَمْ حِمْيَةَ النَّدَمِ
Deraikanlah airmata, dari
pelupuk mata yang penuh noda dosa
Peliharalah rasa sesal dan
kecewa karena dosa
وَخَالِفِ النّفْسَ
وَالشّيْطَانَ وَاعْصِهِمَا ۞ وَإِنْ هُمَا مَحّضَاكَ النُّصْحَ
فَاتَّهِمِ
Lawanlah hawa nafsu dan
setan durhaka, dan jagalah pada keduanya
Jika mereka tulus
menasehati maka engkau harus mencurigai
وَلاَ تُطِعْ مِنْهُمَا
خَصْمًا وَلاَحَكَمًا ۞
فَأَنْتَ تَعْرِفُ كَيْدَ الخَصْمِ وَالْحَكَمِ
Janganlah engkau taat
kepada mereka nafsu dan setan, baik selaku musuh atau selaku hakim
Sebab engkau sudah tahu
dengan nyata, bagaimana tipu dayanya dalam musuh dan menghukumi
أَسْتَغْفِرُ الَّلهَ مِنْ
قَوْلٍ بِلاَعَمَــلٍ ۞
لَقَدْ نَسَبْتُ بِهِ نَسْلً لِذِي عُقُمِ
Kumohon pengampunan kepada
Allah, atas ucapan yang tanpa mengamalkan
Sungguh.. hal itu laksana
orang mandul tak berketurunan
أَمَرْتُكَ الْخَيْرَ لٰكِنْ
مَا ائْتَمَرْتُ بِهِ
۞
وَمَا اسْتَقَمْتُ فَمَا قَوْلِ
لَكَ اسْتَقِمِ
Engkau ku perintah lakukan
amal kebaikan, namun aku sendiri enggan mengerjakan
Maka tiada berguna
ucapanku agar kau berlaku benar, sedangkan diriku sendiri dalam kelalaian
وَلاَ تَزَوّدْتُ قَبْلَ
المَوْتِ نَافِلَــةً
۞
ولَمْ أُصَلّ سِوَى فَرْضٍ
وَلَمْ أَصُمِ
Dan diriku tiada menambah
amal kebaikan dalam kesunahan, sebelum kematian datang
Dan tiada aku shalat dan puasa, kecuali hanya
ibadah yang diwajibkan
[1] Ajam: Bangsa selain arab
Rabu, 10 Februari 2016
QOSIDAH BURDAH BAGIAN KE-II
الفصل الثاني : في التحذير من هوى النفس
Bagian kedua: peringatan
tentang bahaya hawa nafsu
فَإِنّ
أَمّارَتِ بِالسّـوءِ مَا اتّعَظَتْ ۞
مِنْ جَهْلِهَا بِنَذِيرِ الشّيْبِ وَالَهَرَمِ
Sungguh nafsu amarahku
pada nasehat tak terima, karena berangkat dari ketidaktahuannya.
Adanya peringatan berupa
uban di kepala dan ketidakberdayaan tubuh akibat umur senja.
وَلَا أَعَدَّتْ مِنَ الفِعْلِ
الَجَمِيْلِ قِرَى ۞ ضَيْفٍ أَلَمَّ بِرَأْسِي غَيْرَ
مُحْتَشِمِ
Nafsu amarahku tak mampu
bersiap-siap diri, dengan mengerjakan amal baik yang bernilai.
Untuk menyambut kedatangan
tamu yang pasti, tamu yang singgah di kepala nan tiada malu lagi.
لَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ أَنِّـي
مَــا أُوَقّـــــــــِرُهُ ۞
كَتَمْتُ سِرًّا بَدَا لِيْ مَنْهُ بِالكَتَمِ
Jikalau aku tahu bahwa
diriku tak mampu menghormat tamu
Maka lebih baik
kusembunyikan diriku dengan cara menyemir uban dikepalaku
مَنْ لِي
بِرَدِّ جِمَاحٍ مِنْ
غَوَايَتِهَا
۞
كَمَا يُرَدُّ جِمَاحُ الَخَيْلِ بِاللُّجُمِ
Siapakah gerangan? Sanggup
mengendalikan nafsuku dari kesesatan
Sebagaimana kuda liar yang
terkendalikan dengan tali kekangan
فَلاَ تَرُمْ بِالْمَعَاصِيْ
كَسْرَ شَهْوَتِهَا ۞ إِنّ
الطَّعَامَ يُقَوِّيْ شَهْوَةَ النَّهِمِ
Jangan kau berharap, dapat
mematahkan nafsu dengan maksiat.
Karena makanan justru bisa
perkuat bagi si rakus makanan lezat.
وَالنّفْسُ كَالطّفِلِ إِنْ
تُهْمِلْهُ شَبَّ عَلَى ۞
حُبِّ الرَّضَاعِ وَإِنْ تَفْطِمْهُ يَنْفَطِمِ
Nafsu bagaikan bayi, bila
kau biarkan akan tetap suka menyusu.
Namun bila kau sapih, maka
bayi akan berhenti sendiri
فَاصْرِفْ هَوَاهَا وَحَاذِرْ
أَنْ تُوَلِّيَهُ ۞ إِنّ
الْهَوَى مَا تَوَلَّى يُصِمْ أَوْ يَصِمِ
Maka palingkanlah nafsumu,
takutlah jangan sampai ia menguasai-nya
Sesungguhnya nafsu,
jikalau berkuasa maka akan membunuhmu dan membuatmu tercela
وَرَاعِهَا وَهْيَ فِيْ
الأَعْمَالِ سَآئِمَةٌ ۞
وَإِنْ هِيَ اسْتَحْلَتِ الْمَرْعَى فَلاَتُسِمِ
Dan gembalakanlah nafsu,
karena dalam amal nafsu bagaikan hewan ternak.
Jika nafsu merasa nyaman
dalam kebaikan, maka tetap jaga dan jangan kau lengah
كَمْ حَسّنَتْ لَذّةً
لِلْمَـــــــرْءِ قَاتِلَةً ۞ مِنْ
حَيْثُ لَمْ يَدْرِ أَنّ السَّمَّ فِي الدَّسَمِ
Betapa banyak kelezatan,
justru bagi seseorang membawa kematian
Karena tanpa diketahui,
adanya racun tersimpan dalam makanan
وَاخْشَ الدَّسَائِسَ مِنْ
جُوعٍ وَّمِنْ شَبَعِ ۞
فَرُبّ مَخْمَصَةٍ شَرُّ مِنَ التُّخَمِ
Takutlah terhadap
tipu dayanya lapar dan kenyang
Sebab sering terjadi rasa
lapar lebih daripada kenyang
وَاسْتَفْرِغِ الدَّمْعَ مِنْ
عَيْنٍ قَدِ امْتَلَأَتْ ۞ مِنَ
الْمَحَارِمِ وَالْزَمْ حِمْيَةَ النَّدَمِ
Deraikanlah airmata, dari
pelupuk mata yang penuh noda dosa
Peliharalah rasa sesal dan
kecewa karena dosa
وَخَالِفِ النّفْسَ وَالشّيْطَانَ
وَاعْصِهِمَا ۞
وَإِنْ هُمَا مَحّضَاكَ النُّصْحَ فَاتَّهِمِ
Lawanlah hawa nafsu dan
setan durhaka, dan jagalah pada keduanya
Jika mereka tulus
menasehati maka engkau harus mencurigai
وَلاَ تُطِعْ مِنْهُمَا
خَصْمًا وَلاَحَكَمًا ۞ فَأَنْتَ
تَعْرِفُ كَيْدَ الخَصْمِ وَالْحَكَمِ
Janganlah engkau taat
kepada mereka nafsu dan setan, baik selaku musuh atau selaku hakim
Sebab engkau sudah tahu
dengan nyata, bagaimana tipu dayanya dalam musuh dan menghukumi
أَسْتَغْفِرُ الَّلهَ مِنْ
قَوْلٍ بِلاَعَمَــلٍ ۞
لَقَدْ نَسَبْتُ بِهِ نَسْلً لِذِي عُقُمِ
Kumohon pengampunan kepada
Allah, atas ucapan yang tanpa mengamalkan
Sungguh.. hal itu laksana
orang mandul tak berketurunan
أَمَرْتُكَ الْخَيْرَ لٰكِنْ
مَا ائْتَمَرْتُ بِهِ
۞
وَمَا اسْتَقَمْتُ فَمَا
قَوْلِ لَكَ اسْتَقِمِ
Engkau ku perintah lakukan
amal kebaikan, namun aku sendiri enggan mengerjakan
Maka tiada berguna
ucapanku agar kau berlaku benar, sedangkan diriku sendiri dalam kelalaian
وَلاَ تَزَوّدْتُ قَبْلَ
المَوْتِ نَافِلَــةً
۞
ولَمْ أُصَلّ سِوَى فَرْضٍ
وَلَمْ أَصُمِ
Dan diriku tiada menambah
amal kebaikan dalam kesunahan, sebelum kematian datang
Dan tiada aku shalat dan puasa, kecuali hanya
ibadah yang diwajibkan
Selasa, 19 Januari 2016
QOSIDAH BURDAH BAGIAN PERTAMA
قصيدة البردة
للناظم الشيخ
محمد البوصيري
الفصل الأول :
في الغزل وشكوى الغرام
Bagian pertama:
Bercumbu dan pengaduan cinta
مَوْلَايَ
صَلِّي وَسَلِّـمْ دَآئِــماً أَبَـدًا
۞
عَلـــَى
حَبِيْبِـكَ خَيْــرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ
هُوَالْحَبِيْبُ
الَّذِيْ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ ۞ لِكُلّ هَوْلٍ مِنَ الْأِهْوَالِ مُقْتَحِـــــــمِ
أَمِنْ
تَذَكُّرِ جِيْرَانٍ بِذِيْ سَــــلَــمٍ
۞
مَزَجْتَ دَمْعًا جَرَيْ مِنْ مُقْلَةٍ بِـــدَمِ
Apakah karena mengingat para kekasih di Dzi Salam[1]
sana.
Engkau deraikan
air mata dengan darah duka.
أَمْ هَبَّتِ
الرِّيْحُ مِنْ تِلْقَاءِ كَاظِمَـــةٍ ۞
وَأَوْمَضَ الْبَرْقُ فِيْ الْضَمَآءِ مِنْ إِضَـمِ
Ataukah karena hembusan angin terarah lurus berjumpa di
Kadhimah[2].
فَمَا
لِعَيْنَيْكَ إِنْ قُلْتَ اكْفُفَا هَمَتَــا ۞
وَمَا لِقَلْبِكَ إِنْ قُلْتَ اسْتَفِقْ يَهِـــــمِ
Mengapa kedua air matamu tetap meneteskan airmata?
Padahal engkau telah berusaha membendungnya.
Apa yang
terjadi dengan hatimu? Padahal engkau telah berusaha menghiburnya.
أَيَحَسَبُ
الصَّبُّ أَنَّ الْحُبَّ مُنْكَتـــِمٌ ۞ مَا بَيْنَ مُنْسَجِمٍ مِنْهُ وَمضْطَــــرِمِ
Apakah diri yang dirundung nestapa karena cinta mengira
bahwa api cinta dapat disembunyikan darinya.
Di antara
tetesan airmata dan hati yang terbakar membara.
لَوْلَا
الْهَوَى لَمْ تُرِقْ دَمْعاً عَلَي طَـلَلٍ ۞
وَلاَ أرَقْتَ لِذِكْرِ الْبَانِ وَالْعَلـَـــمِ
Andaikan tak ada cinta yang menggores kalbu, tak
mungkin engkau mencucurkan air matamu.
Meratapi
puing-puing kenangan masa lalu berjaga mengenang pohon ban dan gunung yang kau
rindu.
فَكَيْفَ
تُنْكِرُ حُباًّ بَعْدَ مَا شَــهِدَتْ ۞
بِهِ عَلَيْكَ عُدُوْلُ الدَّمْعِ وَالسَّـــقَمِ
Bagaimana kau
dapat mengingkari cinta sedangkan saksi adil telah menyaksikannya
Berupa deraian
air mata dan jatuh sakit amat sengsara
وَأَثْبَتَ الْوَجْدُ خَطَّيْ عَبْرَةٍ وَّضَــنىً ۞ مِثْلَ الْبَهَارِمِ عَلَى خَدَّيْكَ وَالْعَنَــــمِ
Duka nestapa telah membentuk dua garisnya isak tangis dan
sakit lemah tak berdaya.
Bagai mawar kuning dan merah yang melekat pada dua pipi.
نَعَمْ سَرَى طَيْفُ مَنْ أَهْوَى فَأَرّقَنِي ۞ وَالْحُبّ يَعْتَرِضُ اللّذّاتَ بِالَلَــــــمِ
Memang benar bayangan orang yang kucinta selalu hadir
membangunkan tidurku untuk terjaga
Dan memang cinta sebagai penghalang bagi siempunya antara
dirinya dan kelezatan cinta yang berakhir derita
يَا لَا ئِمِي فِي الهَوَى العُذْرِيِّ مَعْذِرَةً ۞ مِنّي إِلَيْكَ وَلَوْ أَنْصَفْتَ لَمْ تَلُمِ
Wahai pencaci
derita cinta kata maaf kusampaikan padamu.
Aku yakin andai
kau rasakan derita cinta ini tak mungkin engkau mencaci maki.
عَدَتْكَ حَـــالِـي لَاسِرِّيْ بِمُسْتَتِرٍ ۞ عَنِ الْوِشَاةِ وَلاَ دَائِيْ بِمُنْحَسِــمِ
Kini kau tahu keadaanku, tiada lagi rahasiaku yang
tersimpan darimu.
Dari orang yang suka mengadu domba dan derita cintaku
tiada kunjung sirna.
مَحّضْتَنِي النُّصْحَ لَكِنْ لَّسْتُ أَسْمَعُهُ ۞ إَنّ الُحِبَّ عَنِ العُذَّالِ فِي صَمَمِ
Begitu tulus nasihatmu, tapi aku tak mampu mendengar
semua itu.
Karena sesungguhnya orang yang dimabuk cinta tuli dan tak
menggubris cacian pencela.
إِنِّى اتَّهَمْتُ نَصِيْحَ الشّيْبِ فِي عَذَلِي ۞ وَالشّيْبُ أَبْعَدُ فِي نُصْحِ عَنِ التُّهَمِ
Aku curiga ubanku pun turut mencelaku.
Padahal ubanku pastilah tulus memperingatkanku.
Langganan:
Postingan (Atom)